LAPORAN
PRAKTIKUM
FARMASI FISIKA I
PERCOBAAN
V
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
OLEH
:
NAMA : ANDI ANUGRAH AGUNG IBRAHIM
NIM : F1F1 11 091
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
BUFEER DAN KAPASITAS BUFFER
A. TUJUAN
Adapun tujuan pada percobaan ini
adalah untuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan,
serta penentuan kapasitasnya.
B. LANDASAN
TEORI
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan
ion H + disebut asam dan basa adalah zat yang dalam air terionisasi
menghasilkan ion OH - . Kemudian Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah
spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang
menerima H + (akseptor proton). Namun Lewis lebih
menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia
mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan
elekton (Milady, 2010).
Larutan
penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu.Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan
penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan
yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh
basa lemah dengan asam konjugatnya.Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa
konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen
pembentuknya (Zulfiky, 2003).
Pada
dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa
konjugasi merupakan suatu sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan
adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah. Di samping itu, terdapat
ion basa konjugasi yang berasal dari garam atau hasil reaksi antara asam lemah
tersebut dengan basa kuat (Sudarmo, 2005).
Buffer
dapat di defenisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya. Fungsi
buffer adalah untuk mempertahankan pH larutan saat ditambahkan asam/basa lemah
dalam jumlah relatif sedikit. Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif
yang menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk mempertahankan pH. (Chang R,
2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH
larutan dapar. Penambahan garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH
larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan kekuatan ion dan pH dapar
dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan air dalam jumlah cukup, jika
tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negative
sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien
kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Nilai
pengenceran yang positif menunjukkan bahwa harga pH akan naik akibat
pengenceran sedang nilai pengenceran negative menunjukkan bahwa nilai pH turun
dengan adanya pengenceran dapar (Martin, 1990).
C. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat yang digunakan
dalam percobaan ini adalah :
·
Buret.
·
pH meter.
·
Gelas kimia.
·
Statif dan klem.
·
Pipet tetes.
·
Corong.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah :
·
Indikator fenolftalein.
·
Natrium hidroksida / sodium hidroksida.
·
Buffer asetat, kapasitas 0,010, 0,0150,
dan 0,100.
·
Tissue.
D.
PROSEDUR KERJA
A. Buffer fosfat
Asam fosfat 0,1 M
|
· Dimasukkan
ke dalam gelas kimia sebanyak 10 ml.
· Diteteskan
indicator pp sebanyak 1 tetes.
· Dititrasi
dengan NaOH sampai dengan terjadi perubahan warna.
· Catat
perubahan pH yang terjadi.
Hasil pengamatan = ……?
B. Buffer asetat.
Buffer asetat pH= 5
|
· Dimasukkan
buffer asetat pH = 5 dengan kapasitas masing-masing 0,010, 0,0150, dan 0,100.
· Ditambahkan
1 tetes indicator pp.
· Diukur
pH awalnya.
· Dititrasi
dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna.
· Dibuat
kurva hubungan antara jumlah larutan natrium hidroksida yang ditambahkan dengan
pH larutan.
Hasil pengamatan = …..?
E.
HASIL PENGAMATAN
A.
Data Pengamatan
1.Buffer fosfat
Buffer
fosfat
|
Volume
NaOH ( tetes )
|
pH larutan
|
10
ml
|
-
|
2.63
|
1
tetes
|
2.82
|
|
2 tetes
|
2.9
|
|
3
tetes
|
3.05
|
|
4 tetes
|
3.10
|
|
5
tetes
|
3.18
|
|
6 tetes
|
3.23
|
|
7
tetes
|
3.33
|
|
8 tetes
|
3.55
|
|
9
tetes
|
3.64
|
|
10 tetes
|
3.75
|
|
11
tetes
|
3.95
|
|
12 tetes
|
4.11
|
|
13
tetes
|
4.26
|
|
14 tetes
|
4.45
|
|
15
tetes
|
4.63
|
|
16 tetes
|
4.93
|
|
17
tetes
|
5.17
|
|
18 tetes
|
5.30
|
|
19
tetes
|
5.42
|
|
20 tetes
|
5.55
|
|
21
tetes
|
5.99
|
|
22 tetes
|
6.11
|
|
23
tetes
|
6.34
|
|
24 tetes
|
6.57
|
|
25
tetes
|
6.48
|
|
26 tetes
|
6.53
|
|
27
tetes
|
6.64
|
|
28 tetes
|
6.75
|
|
29
tetes
|
6.86
|
|
30 tetes
|
7.09
|
|
31
tetes
|
7.12
|
|
32 tetes
|
7.12
|
|
33
tetes
|
7.13
|
|
34 tetes
|
7.30
|
|
35
tetes
|
7.34
|
|
36 tetes
|
7.48
|
|
37
tetes
|
7.55
|
|
38 tetes
|
7.61
|
|
39
tetes
|
7.75
|
|
40 tetes
|
8.28
|
|
41
tetes
|
8.88
|
|
42 tetes
|
10.21
|
2.Buffer asetat
Buffer
asetat ( ß )
|
Volume
NaOH ( tetes )
|
pH larutan
|
β=
0,1
|
-
|
5.93
|
1
tetes
|
5.97
|
|
2 tetes
|
6.09
|
|
3
tetes
|
6.20
|
|
4 tetes
|
6.42
|
|
5
tetes
|
7.00
|
|
6 tetes
|
11.05
|
Buffer
asetat ( ß )
|
Volume
NaOH ( tetes )
|
pH larutan
|
β=
0,015
|
-
|
7,19
|
1
tetes
|
10,83
|
Buffer
asetat
|
Volume
NaOH ( tetes )
|
pH larutan
|
β=
0.01
|
0
|
8.20
|
1
tetes
|
11.23
|
B
. Grafik
1.
Buffer
Fosfat 10 ml
2.
Buffer
Asetat β= 0,1
3.
Buffer
asetat β=0,015
4.
Buffer
asetat β=0,015
C.
Perhitungan.
Ø Mol
NaAc = 1,93 L .0,1 M = 0,193 mol
As.Ac = 0,007 mol
a =
= 0,965
ß = 2,3 .0,2. 0,965 (1-0,965)
= 0,46. 0,033775
= 0,0150
Ø Mol
NaAc = 1,965 L. 0,1 M = 0,196 mol
As.Ac = 0,46 L.0,1 M = 0,004 mol
a =
= 0,98
ß =
2,3. 0,2.0,98(1-0,98)
=
0,46.0,0196
=
0,009 = 0,01
Ø Mol
Na.Ac = 1,35 L.0,1 M = 0,135 mol
As.Ac = 0,65 L. 0,1M = 0,065 mol
a =
= 0,675
ß = 2,3. 0,2. 0,675(1-0,0675)
= 0,46.0,219375
= 0,1
F. PEMBAHASAN
Buffer
adalah larutan yang memilki sifat dapat mempertahankan atau relatif tidak
mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam dan sedikit basa atau adanya
pengenceran. Buffer disebut juga larutan penyangga atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan basa
konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya.
Mekanisme kerja larutan buffer adalah
menetralkan asam maupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalam larutan
buffer mampu menetralkan asam maupun basa darii luar. Komponen asam lemah dan
basa konjugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem kesetimbangan .
Larutan
buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam dapat dibuat
dengan cara mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan larutan basa konjugasinya
secara langsung. Selain itu, larutan buffer asam juga dapat dibuat dengan
mencampurkan sejumlah larutan basa kuat dengan larutan asam lemah berlebih.
Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan basa konjugasi yang terbentuk dan
sisa larutan asam lemah membentuk larutan buffer asam.
Larutan buffer sederhana dapat
dibuat dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat
(CH3COONa) dalam jumlah yang sama ke dalam air. Konsentrasi
kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COONa)
diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena (1) CH3COOH
adalah asam lemah dari hidrolisis ion CH3COO- sangat
kecil dan (2) keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH
dan keberadaan CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-.
Larutan
yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau basa yang
ditambahkan.Natrium asetat, suatu elektrolit kuat, terionisasi sempurna dalam
air. Dalam buffer asam misalnya molekul
HA dan ion A- ada bersama. Bila asam ditambahkan, maka sebagian
besar kelebihan proses diambil oleh basa. Bila basa ditambahkan, maka sebagian
besar ion hidroksida bereaksi dengan asam yang tak teroksidasi.
Pada
percobaan yang kami lakukan, NaOH yang ada di dalam buret dimasukkan ke dalam
10 ml larutan asam fospat. Tiap penambahan 0,1 ml NaOH diamati perubahan pHnya
dengan menggunakan pH Meter, namun terlebih dahulu diukur pH awalnya. Pada
percobaan, pH awal dari asam fosfat adalah 2,63. Kemudian berdasarkan table
pengamatan, pada penambahan 1 tetes (0,1 ml) larutan natrium hidroksida pHnya
menjadi 2,82 , penambahan 10 tetes(1 ml) pHnya 3,75. Kemudian pada penambahan
30 tetes (3 ml) pH berubah menjadi 7,09.
Pada penambahan 42 tetes(4 ml) perubahan pH menjadi 10,21.Hal tersebut juga
dapat diamati melalui grafik.
Dari percobaan yang dilakukan, perubahan pH yang
terjadi secara umum mengalami perubahan yang meningkat, dimana perubahan pH ini
akhirnya menjadi stabil dan konstan seperti yang ditunjukkan pada kurva. Dalam
bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan
pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang
atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan
tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
G. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat duambil dari percobaan yaitu:
Buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah/basa lemah dan garamnya
dengan perbandingan tertentu.Penetapan pH larutan menggunakan metode titrasi
dan pengukurannya dapat menggunakan pH meter. Penentuan kapasitas buffer dapat
ditentukan dengan perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit
perubahan pH yang terjadi karena penambahan basa itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Mildy, Sahri David. 2010. Teori Asam Basa. http://sahri.ohlog.com/teori-asam-basa.oh80823.html.
Diakses 20 Maret 2012.
Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Zulkifly
, Oktavian.2003.http://zulfiky.blogspot.com/2010/03/larutan-penyangga.html.diakses 20 Maret 2012
Martin, A. 1990.
Farmasi Fisik edisi ketiga jilid 1, Universitas Indonesia Press:Jakarta.
Sudarmo, unggul, 2005, Kimia untuk SMA Kelas XI, PT. Erlangga: Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar