Cari Blog Ini

Kamis, 12 April 2012

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER


LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA I
PERCOBAAN V

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER

OLEH :
NAMA             :           ANDI ANUGRAH AGUNG IBRAHIM
NIM                :           F1F1 11 091

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

BUFEER DAN KAPASITAS BUFFER
 A. TUJUAN
            Adapun tujuan pada percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.
 B.  LANDASAN TEORI
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam dan basa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - . Kemudian Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Namun Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton (Milady, 2010).
Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu.Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya.Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya (Zulfiky, 2003).
Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan suatu sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah. Di samping itu, terdapat ion basa konjugasi yang berasal dari garam atau hasil reaksi antara asam lemah tersebut dengan basa kuat (Sudarmo, 2005).
Buffer dapat di defenisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya. Fungsi buffer adalah untuk mempertahankan pH larutan saat ditambahkan asam/basa lemah dalam jumlah relatif sedikit. Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif yang menunjukkan kekuatan (resistensi) untuk mempertahankan pH. (Chang R, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar. Penambahan garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan air dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Nilai pengenceran yang positif menunjukkan bahwa harga pH akan naik akibat pengenceran sedang nilai pengenceran negative menunjukkan bahwa nilai pH turun dengan adanya pengenceran dapar (Martin, 1990).




C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
·      Buret.
·      pH meter.
·      Gelas kimia.
·      Statif dan klem.
·      Pipet tetes.
·      Corong.


2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
·      Indikator fenolftalein.
·      Natrium hidroksida / sodium hidroksida.
·      Buffer asetat, kapasitas 0,010, 0,0150, dan 0,100.
·      Tissue.




D. PROSEDUR KERJA
A. Buffer fosfat
  Asam fosfat 0,1 M
·      Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 10 ml.
·      Diteteskan indicator pp sebanyak 1 tetes.
·      Dititrasi dengan NaOH sampai dengan terjadi perubahan warna.
·      Catat perubahan pH yang terjadi.

    Hasil pengamatan = ……?

B. Buffer asetat.

 Buffer asetat  pH= 5
·      Dimasukkan buffer asetat pH = 5 dengan kapasitas masing-masing 0,010, 0,0150, dan 0,100.
·      Ditambahkan 1 tetes indicator pp.
·      Diukur pH awalnya.
·      Dititrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna.
·      Dibuat kurva hubungan antara jumlah larutan natrium hidroksida yang ditambahkan dengan pH larutan.

   Hasil pengamatan = …..?

E. HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
     1.Buffer fosfat

Buffer fosfat
Volume NaOH ( tetes )
pH larutan
10 ml
-
2.63
1 tetes
2.82
2 tetes
2.9
3 tetes
3.05
4 tetes
3.10
5 tetes
3.18
6 tetes
3.23
7 tetes
3.33
8 tetes
3.55
9 tetes
3.64
10 tetes
3.75
11 tetes
3.95
12 tetes
4.11
13 tetes
4.26
14 tetes
4.45
15 tetes
4.63
16 tetes
4.93
17 tetes
5.17
18 tetes
5.30
19 tetes
5.42
20 tetes
5.55
21 tetes
5.99
22 tetes
6.11
23 tetes
6.34
24 tetes
6.57
25 tetes
6.48
26 tetes
6.53
27 tetes
6.64
28 tetes
6.75
29 tetes
6.86
30 tetes
7.09
31 tetes
7.12
32 tetes
7.12
33 tetes
7.13
34 tetes
7.30
35 tetes
7.34
36 tetes
7.48
37 tetes
7.55
38 tetes
7.61
39 tetes
7.75
40 tetes
8.28
41 tetes
8.88
42 tetes
10.21

2.Buffer asetat
Buffer asetat ( ß )
Volume NaOH ( tetes )
pH larutan
β= 0,1
-
5.93
1 tetes
5.97
2 tetes
6.09
3 tetes
6.20
4 tetes
6.42
5 tetes
7.00
6 tetes
11.05

Buffer asetat ( ß )
Volume NaOH ( tetes )
pH larutan
β= 0,015
-
7,19

1 tetes
10,83


Buffer asetat
Volume NaOH ( tetes )
pH larutan
β= 0.01
0
8.20

1 tetes
11.23



B . Grafik

1.      Buffer Fosfat 10 ml

2.      Buffer Asetat β= 0,1






3.      Buffer asetat β=0,015
      
4.      Buffer asetat β=0,015







C. Perhitungan.

Ø Mol NaAc = 1,93 L .0,1 M = 0,193 mol
       As.Ac = 0,007 mol

a          =
                                 = 0,965
ß               = 2,3 .0,2. 0,965 (1-0,965)
                 = 0,46. 0,033775
                 = 0,0150
Ø Mol NaAc = 1,965 L. 0,1 M = 0,196 mol
As.Ac = 0,46 L.0,1 M    = 0,004 mol
a          =
= 0,98
ß          = 2,3. 0,2.0,98(1-0,98)
            = 0,46.0,0196
            = 0,009 = 0,01
Ø Mol Na.Ac = 1,35 L.0,1 M = 0,135 mol
As.Ac  = 0,65 L. 0,1M = 0,065 mol
a          =
= 0,675
ß          = 2,3. 0,2. 0,675(1-0,0675)
            = 0,46.0,219375
            = 0,1




F.  PEMBAHASAN
Buffer adalah larutan yang memilki sifat dapat mempertahankan atau relatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam dan sedikit basa atau adanya pengenceran. Buffer disebut juga larutan penyangga atau dapar. Larutan  penyangga terdiri atas asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya.
Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam maupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalam larutan buffer mampu menetralkan asam maupun basa darii luar. Komponen asam lemah dan basa konjugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem kesetimbangan .
Larutan buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan larutan basa konjugasinya secara langsung. Selain itu, larutan buffer asam juga dapat dibuat dengan mencampurkan sejumlah larutan basa kuat dengan larutan asam lemah berlebih. Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan basa konjugasi yang terbentuk dan sisa larutan asam lemah membentuk larutan buffer asam.
Larutan buffer sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa) dalam jumlah yang sama ke dalam air. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa konjugat (dari CH3COONa) diasumsikan sama dengan konsentrasi awalnya. Ini karena (1) CH3COOH adalah asam lemah dari hidrolisis ion CH3COO- sangat kecil dan (2) keberadaan ion CH3COO- menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan hidrolisis ion CH3COO-.
            Larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau basa yang ditambahkan.Natrium asetat, suatu elektrolit kuat, terionisasi sempurna dalam air.  Dalam buffer asam misalnya molekul HA dan ion A- ada bersama. Bila asam ditambahkan, maka sebagian besar kelebihan proses diambil oleh basa. Bila basa ditambahkan, maka sebagian besar ion hidroksida bereaksi dengan asam yang tak teroksidasi.
Pada percobaan yang kami lakukan, NaOH yang ada di dalam buret dimasukkan ke dalam 10 ml larutan asam fospat. Tiap penambahan 0,1 ml NaOH diamati perubahan pHnya dengan menggunakan pH Meter, namun terlebih dahulu diukur pH awalnya. Pada percobaan, pH awal dari asam fosfat adalah 2,63. Kemudian berdasarkan table pengamatan, pada penambahan 1 tetes (0,1 ml) larutan natrium hidroksida pHnya menjadi 2,82 , penambahan 10 tetes(1 ml) pHnya 3,75. Kemudian pada penambahan 30 tetes (3 ml) pH  berubah menjadi 7,09. Pada penambahan 42 tetes(4 ml) perubahan pH menjadi 10,21.Hal tersebut juga dapat diamati melalui grafik.
Dari percobaan yang dilakukan, perubahan pH yang terjadi secara umum mengalami perubahan yang meningkat, dimana perubahan pH ini akhirnya menjadi stabil dan konstan seperti yang ditunjukkan pada kurva. Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.




G. KESIMPULAN
            Adapun kesimpulan yang dapat duambil dari percobaan yaitu:
Buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah/basa lemah dan garamnya dengan perbandingan tertentu.Penetapan pH larutan menggunakan metode titrasi dan pengukurannya dapat menggunakan pH meter. Penentuan kapasitas buffer dapat ditentukan dengan perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena penambahan basa itu.




DAFTAR PUSTAKA

Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Martin, A. 1990. Farmasi Fisik edisi ketiga jilid 1, Universitas Indonesia Press:Jakarta.
Sudarmo, unggul, 2005, Kimia untuk SMA Kelas XI, PT. Erlangga: Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar