Cari Blog Ini

Kamis, 12 April 2012

REAKSI - REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG SENYAWA C, H, O


REAKSI - REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG SENYAWA C, H, O

A.     TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O.

B.     LANDASAN TEORI
Analisis kualitatif merupakan analisis dalam bidang kimia analitik yang membahas tentang identifikasi suatu zat-zat, mengenai unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur..Analisis kualitatif diperuntukkan untuk analisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan  . Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan (Harjadi, 1986).
Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan  identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui, dimana dalam pengiidentifikasian zat sebaiknya senyawa obat yang yang diidentifikasi ditentukan dahulu struktur kimia organiknya sehingga dapat diketahui golongan unsur, analisis gugus, unsur-unsur penyusun senyawa dari senyawa obat, selain itu dapat diketahui pula sifat-sifat kimianya seperti kelarutan (Autherhoff dan Kovark, 1987).
Dalam metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini digunakan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan (Vogel, 1979).
Berbagai teknik analisa kualitatif dan kuantitatif pada sampel logam seringkali harus menggunakan perlakuan awal. Beberapa metode analisa seperti AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dan ICP (Inductively Coupled Plasma) hanya dapat diaplikasikan untuk sampel dalam bentuk cair, sehinggasampel yang berbentuk padat harus diabukan terlebih dahulu kemudian dilarutkan dalam asam kuat (Hedwig et al, 2003).
                 Ada berbagai macam penetapan kadar / kandungan bahan aktif dalam sediaan obat, mulai dari metode konvensional menggunakan titrasi volumetri sampai instrument elektronik seperti spektrofotometri UV-vis. Penggunaan spektrofotometi UV-vis untuk analisa kualitatif sediaan obat mempunyai beberapa keuntungan, yaitu sensitive, selektif, akurat, teliti dan cepat bila dibandingkan metode konvensional lainnya seperti titrimetri dan gravimetri. (Hendry, et al, 2002)
Pembentukan senyawa kompleks sangat dipengaruhi oleh pH. Dengan perubahan pH larutan, konsentrasi senyawa kompleks yang terbentuk juga mengalami perubahan. Pada pH yang lebih tinggi dari pH optimum, absorbansi senyawa kompleks semakin turun karena senyawa kompleks yang terbentuk semakin sedikit (Setyawati dan Murwani, 2010).






C.    ALAT DAN BAHAN

Ø  Alat :
·         Gelas kima 250 ml
·         Hot plate
·         Tabung reaksi
·         Pipet tetes
·         Filler
·         Pipet ukur
·         Batang pengaduk
·         Spatula
·         Penjepit
·         Cawan porselin
Ø  Bahan :
·         Nipagin
·         Asetosal
·         Natrium salisilat
·         Salisilamida
·         FeCL3
·         Etanol
·         Asam sulfat
·         Matanol
·         H2SO4 pekat
·         HCL pekat
·         Aquades



·          
D.     PROSEDUR KERJA


1).    Ester Asam Karbosilat
a.   
Nipagin
Nipagin

-  dimasukan kedalam tabung reaksi
-  didihkan dengan 5 ml aquades
-  angkat dan dinginkan
-  tambahkan 1 tetes FeCl3

Hasil Pengamatan….?

b.   Asetosal
Asetosal
 
-  dimasukkan dalam tabung reaksi
-  ditambahkan 1-2 tetes FeCl3
-  dipanaskan

Hasil Pengamatan….?

Asetosal
 
-  dimasukkan kedalam tabung reaksi
-  ditambahkan etanol dan H2SO4
-  dipanaskan perlahan

Hasil Pengamatan….?



Asetosal
 


-  dimasukkan kedalam tabung reaksi
-  ditambahkan methanol dan H2SO4
-  dipanaskan
Hasil Pengamatan….?

2).    Turunan Salisilat
a.    Natrium Salisilat
Natrium Salisilat
 
-  dimasukkan kedalam tabung reaksi (1 mg)
-  ditambahkan 2 tetes FeCl3

Hasil Pengamatan….?

Natrium Salisilat
 
-  dimasukkan kedalam tabung reaksi (1 mg)
-  ditambahkan 2 ml methanol
-  ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 pekat
-  dipanaskan perlahan-lahan

Hasil Pengamatan…?





Natrium Salisilat
 
-  dimasukkan kedalam tabung reaksi (1 mg)
-  ditambahkan HCl pekat
Hasil Pengamatan…?

b.   Salisilamida
Salisilamida
 
-  dimasukkan kedalam tabung reaksi (1 mg)
-  dilarutkan dalam aquades
-  ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3
Hasil Pengamatan…?




E.     HASIL PEGAMATAN
a.      Table pengamatan
No .
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.       
Nipagin
-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml air, dipanaskan, ditambahkan 1 tetes FeCL3
Berwarna ungu menjadi coklat (+)
2.       
Asetosal
-          Dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1-2 tetes FeCL3 , dipanaskan
berwarna violet (+)
3.       
Asetosal
-          Dimaasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahakn etanol dan asam sulfat pekat , dididihkan, didinginkan
Berbau Etil asetat (+)
4.       
Asetosal
-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi, diitambahkan methanol dan asam sulfat pekat, dididihkan , ditambah aquades
Berbau gandapura (+)
5.       
Natrium salisilat
-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahakan 2 tetes FeCL3
Berwarna coklat (+)
6.       
Natrium salisilat
-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan methanol , ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 
Berbau gandapura (+)
7.       
Natrium salisilat
-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan HCL pekat
Timbul endapan dan terdapat kristal (putih jarum) (+)


8.       
Salisilamida
-          Dibuat menjadi serbuk dengan cawan porselin, dilarutkan dengan menggunakan aquades, ditambahkan FeCL3
Berwarna ungu (+)




b.      Gambar pengamatan
SAMPEL
GAMBAR
Nipagin

Asetosal A
Asetosal B
Asetosal C
Natrium salisilat A
Natrium salisilat B
Natrium salisilat C


Salisilamida



F.      PEMBAHASAN

Analisis kualitatif merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk mendeteksi suatu senyawa, unsur, ataupun zat lainnya dalam suatu larutan secara visual, baik dalam keadaan kering maupun basah. Parameter dalam analisis kualitatif adalah endapan, perubahan warna pada larutan, serta warna endapan yang terbentuk.
Pada analisis kualitatif, identifikasi unsur-unsur yang terdapat pada senyawa karbon dilakukan dengan mengubah unsur yang terikat menjadi senyawa lain yang dapat di identifikasi dengan mudah. Unsur karbon di oksidasi menjadi karbondioksida dan air, sedangkan  identifikasi gugus fungsi senyawa  karbon di lakukan dengan mereaksikan senyawa karbon tersebut dengan pereaksi tertentu.
Senyawa koordinasi/senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk melalui ikatan koordinasi, yakni  ikatan kovalen koordinasi antara ion/atom pusat dengan ligan (gugus pelindung). Disebut juga sebagai senyawa kompleks karena sulit dipahami pada awal penemuannya. Ikatan kovalen koordinasi yang terjadi merupakan ikatan kovalen (terdapat pasangan elektron yang digunakan bersama) di mana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom. Ikatan koordinasi bisa terdapat pada kation atau anion senyawa tersebut. Ion/atom pusat merupakan ion/atom bagian dari senyawa koordinasi yang berada di pusat (bagian tengah) sebagai penerima pasangan electron sehingga dapat di sebut sebagai asam Lewis, umumnya berupa logam (terutama logam-logam transisi).
Natrium salisilat terbentuk akibat susunan ion-ion Na+ dan ion-ion Cl- yang saling mengelilingi. Setiap ion Na+ keseluruhan permukaannya dikelilingi oleh Cl-, demikian pula sebaliknya, seluruh permukaan ion Cl- dikelilingi oleh ion Na+. Ion-ion yang saling mengelilingi itu terjejal rapat, sehingga setiap ion Na+ dikelilingi 6 ion Cl- dan sebaliknya. Jadi dalam kristal itu ion-ion Na+ : ion Cl- = 6 : 6 = 1 : 1. Jadi dapat dikatakan ke enam ion yang mengelilingi itu berada di bagian muka belakang, atas bawah, dan kiri kanan.
Karena ion-ion Na+ dan Cl- bagaikan suatu bola, maka serapat apapun penjejalan ion-ion itu, terdapat rongga-rongga diantara mereka.
Ion-ion positif dan negatif yang saling mengelilingi terjaring rapat oleh kisi kristal sehingga mereka tidak dapat bergerak bebas. Sebagai akibatnya, padatan senyawa ion ini tidak dapat menghantar listrik.
Pada percobaan ini, kami melakukan percobaan pada Ester Asam Karboksilat yaitu Nipagin dan Asetosal serta Turunan Salisilat yaitu Natrium Salisilat dan Salisilamida. Untuk Nipagin, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml aquades, dipanaskan, lalu di dinginkan, dan ditambahkan 1 tetes FeCl3, terjadi perubahan warna menjadi warna ungu . Pada asetosal, diberikan 3 macam perlakuan. Pada perlakuan pertama, dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 1-2 tetes FeCl3, dan kemudian dipanaskan, akan memberikan warna violet. Perlakuan kedua, asetosal ditambahkan etanol dan H2SO4, lalu dididihkan, setelah dingin ditambahkan akuades hingga penuh, timbul bau etil asetat, hal ini menunjukkan adanya asetat. Perlakuan ketiga, asetosal dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian  ditambahkan metanol dan H2SO4 kemudian dididihkan, tercium aroma gandapura.
Untuk turunan salisilat, digunakan natrium salisilat  dan salisilamida. Pada natrium salisilat, diberikan tiga perlakuan. Perlakuan pertama, dimasukkan kedalam tabung reaksi , kemudian itu di tambahkan lagi 2 tetes FeCl3, menghasilkan perubahan warna menjadi coklat. Pada Perlakuan ke dua, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan methanol, lalu ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, akan timbul bau gandapura. Baunya akan lebih jelas apabila diencerkan dengan air. Pada  Perlakuan ketiga, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian kemudian ditambahkan HCl pekat, terjadi timbul endapan berbentuk kristal (putih jarum).
Pada salisilamida, digerus hingga menjadi serbuk menggunakan cawan porselin, kemudian dilarutkan dengan menggunakan Aquades, kemudian ditambahkan 1 larutan FeCl3, menimbulkan warna ungu yang stabil walaupun ditambahkan alkohol.



G.    KESIMPULAN

Pada percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa pada semua sampel yaitu Nipagin, Asetosal, Nartium Salisilat dan Salisilamida yang dilakukan secara kualitatif, ternyata mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen.





DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Autherhoff, H dan Kovark, 1987, Identifikasi Obat Terbitan keempat, ITB, Bandung.
Vogel.. 1990. Buku Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro Kimia Anorganik Edisi Ke Empat. Longmans. London.
Hedwig, R., M.Pardede, T.J. Lie, H. Kurniawan, K.Kagawa, 2003, Studi Pendahuluan Untuk Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Elemen Hidrogen Pada Sampel Logam Dengan Menggunakan Teknik Ablasi Laser, Seminar Nasional Opto IElektronika dan Aplikasi Laser, Jakarta..
Setyawati, H.,  Murwani, I.K., 2010, Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Besi(III)-EDTA, Prosiding Seminar Nasional Sains, Jurusan Kimia ITS, Surabaya.
Henry, A., MT, Suryadi., dan Yanuar, A, 2002, Analisis Spektrofotometri UV-vis pada obat Influenza dengan menggunakan aplikasi system persamaan linear, Universitas Gunadarma, Jakarta






LAPORAN
 PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
PERCOBAAN II
REAKSI - REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG SENYAWA C, H, O
OLEH:
NAMA                        :           ANDI ANUGRAH AGUNG IBRAHIM
NIM                :           F1F1 11 091

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAGUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar